Sunday, May 5, 2024
spot_img
Home Blog

Best fashion news of November 2022

0

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry’s standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. 

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. 

Ronaldo makes history as Brazil join the party

0

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry’s standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. 

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. 

How Sugar and Sedentary Lifestyle Affects Men

0

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry’s standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. 

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. 

Simple lifestyle changes that will help reduce stress

0

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry’s standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. 

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. 

SMK Negeri 2 Banda Aceh Jalin Kerja Sama Internasional dengan Kolej Vokasional Setapak Malaysia

Kutipan Berita (Aceh) – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Banda Aceh, juga dikenal sebagai SMK Negeri 2, berkolaborasi dengan Kolej Setapak di Malaysia.

Jumat, 3 Mei 2024, di SMKN Negeri 2 Banda Aceh, penandatangan kerja sama dengan kolej dari negeri jiran itu dilakukan.

Dalam siaran pers yang diberikan kepada kutipanberita.com pada hari Sabtu, 4 Mei 2024, Baihaqi MPd, Kepala SMK Negeri 2 Banda Aceh, menyatakan hal ini.

Menurutnya, kolaborasi ini diperlukan untuk mencapai visi sekolahnya untuk menghasilkan sumber daya manusia yang religius, mahir, berkewirausahaan, dan berdaya saing di seluruh dunia.

Baihaqi menyatakan bahwa upaya untuk membina kerja sama dengan pihak-pihak internasional dalam hal pendidikan dan pelatihan teknologi dan vokasi diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut.

Kepala SMKN 2 Banda Aceh, Baihaqi bersama pengawas pembina dan dewan guru, foto bersama dengan Pengarah Kolej Vokasional Setapak, Tuan Haji Azlan bin Saat dan tim setelah tukar cendera mata di SMKN 2 Banda Aceh, Jumat (3/5/2024) 

Menurutnya, salah satu contohnya adalah lawatan dari Kolej Vokasional Setapak di Kuala Lumpur, Malaysia, dalam program kerja sama Indonesia-Malaysia.

Kunjungan ini dihadiri oleh 22 tim dari negeri jiran, termasuk salah seorang perwakilan wali peserta didik, kata Baihaqi.

Baihaqi menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah menjalin hubungan dan menandatangani NoU (Note of Understanding) dalam hal Techmology Vocational Education and Training (TVET).

Menurut Baihaqi, setelah menyaksikan pembelajaran langsung di bengkel SMK Negeri 2 Banda Aceh, siswa di sekolah menunjukkan semangat belajar yang luar biasa.

Selain itu, dua siswa akan mewakili kemampuan bahasa Indonesia di Paris, Perancis, tahun depan.

Selain itu, program keahlian kejuruan di SMK Negeri 2 Banda Aceh seperti Teknik Ketenagalistrikan (Teknologi Elektrik) dan Teknik Elektronika (Teknologi Elektronik) termasuk dalam ruang lingkup kerja sama yang disepakati dalam NoU.

Selanjutnya adalah teknik pemesinan industri (Teknologi pemesinan), teknik mobil (Teknologi mobil), teknik pengelasan dan fabrikasi logam (Teknologi kimpalan), teknik konstruksi, perumahan, dan desain BIM.

Baihaqi menyatakan bahwa mereka berharap SMK Negeri 2 Banda Aceh juga akan melanjutkan kolaborasi ini di Kuala Lumpur, setelah menerima lawatan dari Kolej Vokasional Setapak.

Tuan Haji Azlan bin Saat, Pengarah Kolej Vokasional Setapak, berharap kerja sama internasional ini dapat meningkatkan dan membangun dunia pendidikan dan pelatihan teknik vokasional yang saling menguntungkan.

Azlan bin Saat menyatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk merancang, membina, dan melaksanakan program pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan, kemahiran (keterampilan), dan kepakaran (kompetensi) yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Pengawas Pembina SMK Negeri 2 Banda Aceh, Samsul Bahri S.Pd M.Ed. , dan Ir. T Syakur M.T. , Ketua Komite Bidang Kerja Sama SMK Negeri 2 Banda Aceh, hadir dalam pertemuan tersebut.

Fauzan Santa: Menyelami Keberadaan Workshop Membaca

0

Kutipan Berita (Aceh) – Di sebuah warung kopi, puluhan siswa duduk dan membaca novel. Fokus mereka adalah mempelajari teknik membaca cepat yang diajarkan oleh pemateri dalam Workshop Membaca Efektif. Mereka tidak hanya diajarkan untuk membaca satu buku, tetapi juga diajarkan untuk membaca banyak buku sekaligus.

Rektor Sekolah Menulis Dokarim, Fauzan Santa, mengatakan, “Harus ada workshop membaca supaya gerakan membaca tidak hanya menjadi kepentingan orang yang sekolah saja.” Harapan mereka adalah untuk memulai sebuah inisiatif literasi untuk generasi muda Aceh, seperti yang disebutkan sebelumnya.

Komunitas Sekolah Menulis Dokarim Aceh

Ia sering diundang untuk menjadi pemateri pelatihan menulis, tetapi dia belum pernah diminta untuk membagikan teknik membaca yang efektif. Fauzan Santa mengatakan, “Saya pikir, kurangnya minat baca disebabkan, tak ada yang pernah mengajarkan pada anak muda bagaimana cara membaca yang baik.” Dia menatap mahasiswa yang baru saja mendengarkan petuahnya tentang menghasilkan tulisan dengan tema “Yuk, Menulis. Agar Dunia Tahu, Anda Pernah Ada”, yang diikuti oleh sekitar 25 peserta dari Dema Fisip UIN Ar-Raniry.

Ia menceritakan bagaimana resensi buku digunakan sebagai cara untuk mendapatkan uang untuk biaya kuliah. “Dulu saya melakoni penulisan resensi buku. Saya membaca, kemudian menulis hasil bacaan saya, lalu mengirimkan ke salah satu surat kabar,” katanya.

Dia menerima gaji untuk menulis resensi untuk koran, yang kemudian dikirimkan ke penerbit. Ia juga mendapatkan uang kembali dan banyak buku sebagai hadiah dari penerbit. “Sampai akhirnya buku saya sudah banyak sekali, dan saya berhenti menulis resensi,” katanya tertawa. Dia menunjukkan bahwa ia berhenti karena buku yang dikirimkan penerbit dianggap sebagai permintaan resensi daripada hadiah.

Fauzan mengatakan bahwa hampir tidak ada peminat buku yang sekarang menulis resensi. Karena itu, tidak ada lagi orang yang menyukai resensi itu. “Tak ada yang mengatur tentang adab membaca di sekolah hingga tradisi membaca pun tidak ada.” Dia menyatakan bahwa pengetahuan tidak berasal dari menulis, tetapi dari membaca dan banyak mendengarkan. Dengan cara ini, ia melihat pelatihan menulis yang telah digemparkan selama ini.

“Seperti Diary Of Anne Frank. Itu murni tulisan harian seorang anak SMA yang bersembunyi di atap loteng rumahnya yang bercerita tentang perang.” Fauzan menekankan bahwa peserta workshop harus banyak membaca contoh catatan harian sederhana yang menjadi bacaan yang sangat luar biasa dan universal. Menurutnya, memulai dari buku harian akan menjadi lebih mudah bagi peserta untuk menulis banyak hal.

Ia berharap peserta seminar mencurahkan waktu dan perhatian mereka untuk membaca sehingga tulisan yang disajikan dapat menjadi umur kedua setelah mereka pergi. Dia berharap, “paling tidak, tulisan kita bisa jadi penggerak sebuah peradaban.”

Pelatihan Program AMANAH Membantu Remaja Aceh Tanggap Transformasi Digital

Kutipan Berita – Para pemuda Aceh menjadi sangat tanggap akan transformasi digital lewat adanya pelatihan dalam rangkaian program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) rancangan Badan Intelijen Negara Republik Indonesia (BIN RI).

Jelas bahwa para generasi muda harus mendapatkan perhatian yang lebih serius jika menginginkan supaya mereka bisa menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan hebat, salah satu upayanya yakni dengan menggelar pelatihan yang terprogram dengan baik agar mempersiapkan pata pemuda Aceh supaya tanggap pada situasi apapun.

Berbicara mengenai adanya perubahan jaman dan perkembangan teknologi informasi serta komunikasi, maka transformasi digital jelas merupakan sebuah hal yang pasti terjadi dan menjadi suatu keniscayaan. Maka dari itu, langkah terbaik menghadapinya adalah dengan mempersiapkan pata pemuda Aceh lewat adanya pelatihan dalam Program AMANAH.

Generasi muda penerus bangsa memang memiliki peranan yang sangat penting sebagai kunci dalam era terjadinya transformasi digital yang terus saja berkembang pada jaman sekarang ini. Padalnya mereka memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi sebuah kekuatan pendorong utama dalam mewujudkan perubahan menuju masyarakat yang lebih digital.

Terlebih, para pemuda juga biasanya memiliki rasa penasaran yang tinggi sehingga mereka bisa terus merasa antusias untuk berbagi pandangan dan saling mendengarkan berbagai macam ide segar dari siapapun.

Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) yang diinisiasi oleh Badan Intelijen Negara Republik Indonesia (BIN RI) merupakan sebuah langkah yang sangat positif untuk terus mendorong semangat akan riset dan inovasi di kalangan para pemuda Negeri Rencong itu.

Banyak pihak berharap supaya dengan adanya program tersebut, mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi para generasi muda penerus bangsa di Aceh, bahkan hingga para pemuda di seluruh pelosok negeri ini untuk bisa turut serta dalam merancang masa depan digital di Indonesia.

Keberadaan Program AMANAH sendiri merupakan sarana untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan juga pandangan akan sangat pentingnya peranan para pemuda Aceh dalam transformasi digital. Dengan tambahan binaan dari BIN, maka program tersebut mampu menciptakan sebuah ruan untuk generasi muda semakin berkembang dan berkontribusi pada perkembangan ilmiah serta teknologi masa depan.

Transformasi digital sendiri pada saat ini bahkan telah merambah pada semua lini kehidupan sehingga harus mampu dimanfaatkan oleh para pemuda dalam mencapai kesuksesan hidup mereka. Pasalnya, hal tersebut juga membuka banyak sekali peluang bagi para generasi penerus bangsa itu untuk semakin mengembangkan kompetensi dan kreativitas mereka hingga pada berbagai platform digital.

Sebagai contoh, mungkin lima belas atau dua puluh tahun yang lalu, sama sekali tidak ada orang yang berpikir bahwa membuat video kemudian diunggah di media sosial ternyata mampu menjadi salah satu profesi yang bisa diandalkan untuk meraih banyak keuntungan secara finansial sebagaimana masyarakat di jaman sekarang.

Bukan hanya pelaku industri kreatif saja, namun adanya transformasi digital juga mengharuskan para pelaku usaha untuk berpikir dalam memunculkan beragam inovasi baru. Sehingga para pemuda Aceh tentunya jangan sampai ketinggalan untuk membebaskan cakrawala berpikir mereka dalam meraih kesuksesan.

Dalam hal itu, Badan Intelijen Negara Republik Indonesia (BIN RI) kemudian menyediakan program pelatihan dan pembinaan bernama Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH).

Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria bahwa program AMANAH itu bertujuan untuk mengajak seluruh generasi muda Aceh agar mampu bersiap dalam menghadapi transformasi digital dengan terus memberikan pelatihan akan keterampilan mereka.

Melalui segenap pelatihan pada program tersebut, memungkinkan para penerus generasi bangsa asal Tanah Rencong itu tidak terlarut dengan penyakit lama dan terus menumbuhkan suatu hybrid baru, terus belajar serta terus membuka pikiran, mereka akan melihat bagaimana dunia bergerak.

Pada abad ke-21 seperti sekarang ini merupakan abad di mana transformasi digital sudah terjadi di banyak tempat secara global. Sehingga kesiapan sebagai generasi muda Aceh tentu sangat dibutuhkan agar mereka bisa jauh lebih adaptif fan mengambil manfaat dari digitalisasi yang sedang terjadi.

Oleh karena itu, hendaknya para pemuda Serambi Mekkah bisa mengikuti rangkaian kegiatan yang bermanfaat dalam mengisi waktu mereka, seperti halnya pelatihan pada Program AMANAH yang diinisiasi oleh BIN.

Terdapat serangkaian kegiatan yang berkaitan tentang pendidikan transformasi digital, seperti literasi, digital scholarship, digital leadership academy dan lain sebagainya. Mereka semua mampu mempelajari apa saja dan menjadikannya sebagai kesemparan untuk semakin memperkaya kemampuan digital.

Penguasaan digital menjadi sangat penting bagi para pemuda Aceh sehingga mereka harus terus dipersiapkan secara diri untuk tanggap menghadapi transformasi digital, yang mana persiapan tersebut sangat optimal lewat pelatihan pada Program AMANAH. 

Program AMANAH Membentuk Generasi Muda yang Bertanggung Jawab atas Potensi Kekayaan Aceh

0

Kutipan Berita – Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muda di Tanah Rencong dalam mengelola segenap potensi kekayaan mereka.

Ketika SDM muda di suatu wilayah mampu berkembang menjadi jauh lebih berkualitas, maka jelas mereka akan semakin mudah untuk mengelola seluruh potensi akan kekayaannya. Hal tersebut juga akan terjadi di Aceh, tatkala para pemuda di sana mengikuti Program AMANAH.

Pasalnya, dalam Program AMANAH, para SDM muda di Aceh akan mendapatkan banyak sekali pendidikan dan pelatihan untuk semakin meningkatkan kualitasnya, kreativitas dan inovasinya untuk memanfaatkan produk lokal unggulan Serambi Mekkah dengan berdaya saing tinggi.

Upaya untuk mengelolan potensi kekayaan Aceh dari para pemuda itu, menurut Imam Gunawan selaku salah satu mahasiswa dari Universitas Abul Yatama, yakni dengan penyediaan sebuah wadah untuk berkumpulnya para pemuda dalam rangka meningkatkan ekosistem bisnis.

Wadah perkumpulan para SDM muda di Aceh, untuk peningkatan ekosistem bisnis di Negeri Rencong tersebut yakni melalui Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat yang diinisiasi oleh Badan Intelijen Negara (BIN).

Menurut Hajimi, salah seorang mahasiswa dari Universitas Gajah Putih, bahwa program AMANAH sendiri memiliki peranan sangat besar karena melalui realisasi lembaga tersebut, Pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui BIN berkomitmen kuat untuk memberikan ruang lebar terbuka bagi para pemuda bangsa dalam rangka terus mengembangkan inovasi, kreativitas dan juga produk ekonomi kreatif lokal mereka sehingga potensi kekayaan Aceh juga akan termanfaatkan dengan maksimal.

Menjadi penting pula kepada para pemuda dan pemudi dari Serambi Mekkah, agar mereka turut serta bergabung dalam program AMANAH, karena dengan demikian, maka mereka juga telah ikut andil dalam meningkatkan kemandirian anak bangsa. Demikian pula, Ketua Dewan Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Ilham Rizki Maulana menilai bahwa program yang diinisiasi oleh lembaga pimpinan Jenderal Polisi (Purn) Tan Sri Prof. Dr. Budi Gunawan itu hadir dengan banyak sekali fasilitas di dalamnya, yang secara khusus diberikan hanya kepada SDM muda Aceh.

Beragam fasilitas tersebut bertujuan supaya sumber daya manusia (SDM) muda Serambi Mekkah mampu terus mewujudkan seluruh ide kreatif mereka melalui adanya pembinaan dan pelatihan yang maksimal, sehingga nantinya mereka akan berkembang dan bisa memaksimalkan potensi kekayaan Aceh.

Realisasi akan program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat jelas mampu membantu pemberdayaan SDM muda Negeri Rencong itu sehingga semakin terbuka lebar peluang mereka untuk memberikan kontribusi aktif yang positif untuk mengelola potensi kekayaan Aceh.

Hal tersebut terjadi karena dalam Program AMANAH sendiri, mulai dari para pelaku dalam industri kreatif hingga para penerus generasi muda bangsa akan mendapatkan banyak gemblengan sehingga kreativitas mereka akan terasah dengan optimal.

Maka, pemuda Aceh tentu akan mendapatkan banyak sekali kesempatan secara positif tatkala mereka bergabung ke dalam program yang diinisiasi oleh BIN RI tersebut. Di dalamnya SDM muda itu akan dibentuk sebagai sosok pelopor dalam perubahan perekonomian setempat melalui banyaknya pelatihan.

Sementara itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Al Muslim Kabupaten Bireuen, Agus Maulana mengemukakan bahwa Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat membantu para generasi muda penerus bangsa untuk ikul andil dalam mengelola potensi kekayaan Aceh.

Pasalnya, mereka akan mendapatkan banyak sekali bekal yang sangat bermanfaat melalui bimbingan sehingga para pemuda itu akan mampu terus mengembangkan potensi kekayaan termasuk produk lokal Negeri Rencong untuk diolah menjadi sebuah produk berdaya saing tinggi.

Harapan sangat besar jatuh kepada para generasi penerus, khususnya mereka yang mengikuti Program AMANAH untuk mampu mengelola potensi kekayaan Aceh sendiri hingga pada masa mendatang, sehingga kekayaan tersebut tidak jatuh atau justru malah dikelola oleh pihak luar.

Setidaknya diproyeksikan bahwa dalam kurun waktu 10 sampai 20 tahun ke depan, Serambi Mekkah telah dipenuhi dengan sumber daya manusia (SDM) profesional sesuai dengan keahlian mereka masing-masing dan memiliki pemikiran yang kreatif serta inovatif untuk mengelola sumber daya alam (SDA) sendiri.

Dalam hal ini, Pemerintah RI melalui BIN telah mempersiapkan arena bagi para talenta muda untuk semakin berprestasi. Lantaran memang para anak muda itu memiliki daya kreatif yang tinggi, sehingga penting memberikan peluang pada mereka untuk mampu mengelola potensi kekayaan wolayahnya yang sangat besar. Anak muda biasanya memiliki semangat yang tinggi, mereka juga menginginkan kebebasan dan menginginkan seluruhnya terjadi pada keteraturan. Maka menjadi sangat pas apabila generasi muda di Aceh dapat bergabung bersama dalam AMANAH, karena di dalamnya seluruh kebutuhan pemuda telah diberikan agar mereka mampu berdaya dalam mengelola potensi kekayaan Aceh di tangannya sendiri.

Microsoft Band Review Roundup: What Makes this Phone Stand Out?

We woke reasonably late following the feast and free flowing wine the night before. After gathering ourselves and our packs, we headed down to our homestay family’s small dining room for breakfast.

Refreshingly, what was expected of her was the same thing that was expected of Lara Stone: to take a beautiful picture.

We were making our way to the Rila Mountains, where we were visiting the Rila Monastery where we enjoyed scrambled eggs, toast, mekitsi, local jam and peppermint tea.

We wandered the site with other tourists

Yet strangely the place did not seem crowded. I’m not sure if it was the sheer size of the place, or whether the masses congregated in one area and didn’t venture far from the main church, but I didn’t feel overwhelmed by tourists in the monastery.

Headed over Lions Bridge and made our way to the Sofia Synagogue, then sheltered in the Central Market Hall until the recurrent (but short-lived) mid-afternoon rain passed.

Feeling refreshed after an espresso, we walked a short distance to the small but welcoming Banya Bashi Mosque, then descended into the ancient Serdica complex.

We were exhausted after a long day of travel, so we headed back to the hotel and crashed.

I had low expectations about Sofia as a city, but after the walking tour I absolutely loved the place. This was an easy city to navigate, and it was a beautiful city – despite its ugly, staunch and stolid communist-built surrounds. Sofia has a very average facade as you enter the city, but once you lose yourself in the old town area, everything changes.

Clothes can transform your mood and confidence. Fashion moves so quickly that, unless you have a strong point of view, you can lose integrity. I like to be real. I don’t like things to be staged or fussy. I think I’d go mad if I didn’t have a place to escape to. You have to stay true to your heritage, that’s what your brand is about.

Discover the Newest Waterproof and Rugged Cameras of 2020

0

We woke reasonably late following the feast and free flowing wine the night before. After gathering ourselves and our packs, we headed down to our homestay family’s small dining room for breakfast.

Refreshingly, what was expected of her was the same thing that was expected of Lara Stone: to take a beautiful picture.

We were making our way to the Rila Mountains, where we were visiting the Rila Monastery where we enjoyed scrambled eggs, toast, mekitsi, local jam and peppermint tea.

We wandered the site with other tourists

Yet strangely the place did not seem crowded. I’m not sure if it was the sheer size of the place, or whether the masses congregated in one area and didn’t venture far from the main church, but I didn’t feel overwhelmed by tourists in the monastery.

Headed over Lions Bridge and made our way to the Sofia Synagogue, then sheltered in the Central Market Hall until the recurrent (but short-lived) mid-afternoon rain passed.

Feeling refreshed after an espresso, we walked a short distance to the small but welcoming Banya Bashi Mosque, then descended into the ancient Serdica complex.

We were exhausted after a long day of travel, so we headed back to the hotel and crashed.

I had low expectations about Sofia as a city, but after the walking tour I absolutely loved the place. This was an easy city to navigate, and it was a beautiful city – despite its ugly, staunch and stolid communist-built surrounds. Sofia has a very average facade as you enter the city, but once you lose yourself in the old town area, everything changes.

Clothes can transform your mood and confidence. Fashion moves so quickly that, unless you have a strong point of view, you can lose integrity. I like to be real. I don’t like things to be staged or fussy. I think I’d go mad if I didn’t have a place to escape to. You have to stay true to your heritage, that’s what your brand is about.

The Best Point and Shoot Camera Phones for your Next Vacation

0

We woke reasonably late following the feast and free flowing wine the night before. After gathering ourselves and our packs, we headed down to our homestay family’s small dining room for breakfast.

Refreshingly, what was expected of her was the same thing that was expected of Lara Stone: to take a beautiful picture.

We were making our way to the Rila Mountains, where we were visiting the Rila Monastery where we enjoyed scrambled eggs, toast, mekitsi, local jam and peppermint tea.

We wandered the site with other tourists

Yet strangely the place did not seem crowded. I’m not sure if it was the sheer size of the place, or whether the masses congregated in one area and didn’t venture far from the main church, but I didn’t feel overwhelmed by tourists in the monastery.

Headed over Lions Bridge and made our way to the Sofia Synagogue, then sheltered in the Central Market Hall until the recurrent (but short-lived) mid-afternoon rain passed.

Feeling refreshed after an espresso, we walked a short distance to the small but welcoming Banya Bashi Mosque, then descended into the ancient Serdica complex.

We were exhausted after a long day of travel, so we headed back to the hotel and crashed.

I had low expectations about Sofia as a city, but after the walking tour I absolutely loved the place. This was an easy city to navigate, and it was a beautiful city – despite its ugly, staunch and stolid communist-built surrounds. Sofia has a very average facade as you enter the city, but once you lose yourself in the old town area, everything changes.

Clothes can transform your mood and confidence. Fashion moves so quickly that, unless you have a strong point of view, you can lose integrity. I like to be real. I don’t like things to be staged or fussy. I think I’d go mad if I didn’t have a place to escape to. You have to stay true to your heritage, that’s what your brand is about.

This New Breakthrough Phone Camera Company Has Arrived

0

We woke reasonably late following the feast and free flowing wine the night before. After gathering ourselves and our packs, we headed down to our homestay family’s small dining room for breakfast.

Refreshingly, what was expected of her was the same thing that was expected of Lara Stone: to take a beautiful picture.

We were making our way to the Rila Mountains, where we were visiting the Rila Monastery where we enjoyed scrambled eggs, toast, mekitsi, local jam and peppermint tea.

We wandered the site with other tourists

Yet strangely the place did not seem crowded. I’m not sure if it was the sheer size of the place, or whether the masses congregated in one area and didn’t venture far from the main church, but I didn’t feel overwhelmed by tourists in the monastery.

Headed over Lions Bridge and made our way to the Sofia Synagogue, then sheltered in the Central Market Hall until the recurrent (but short-lived) mid-afternoon rain passed.

Feeling refreshed after an espresso, we walked a short distance to the small but welcoming Banya Bashi Mosque, then descended into the ancient Serdica complex.

We were exhausted after a long day of travel, so we headed back to the hotel and crashed.

I had low expectations about Sofia as a city, but after the walking tour I absolutely loved the place. This was an easy city to navigate, and it was a beautiful city – despite its ugly, staunch and stolid communist-built surrounds. Sofia has a very average facade as you enter the city, but once you lose yourself in the old town area, everything changes.

Clothes can transform your mood and confidence. Fashion moves so quickly that, unless you have a strong point of view, you can lose integrity. I like to be real. I don’t like things to be staged or fussy. I think I’d go mad if I didn’t have a place to escape to. You have to stay true to your heritage, that’s what your brand is about.

Drone Photography: How Camera Model Affects Your Outcome

0

We woke reasonably late following the feast and free flowing wine the night before. After gathering ourselves and our packs, we headed down to our homestay family’s small dining room for breakfast.

Refreshingly, what was expected of her was the same thing that was expected of Lara Stone: to take a beautiful picture.

We were making our way to the Rila Mountains, where we were visiting the Rila Monastery where we enjoyed scrambled eggs, toast, mekitsi, local jam and peppermint tea.

We wandered the site with other tourists

Yet strangely the place did not seem crowded. I’m not sure if it was the sheer size of the place, or whether the masses congregated in one area and didn’t venture far from the main church, but I didn’t feel overwhelmed by tourists in the monastery.

Headed over Lions Bridge and made our way to the Sofia Synagogue, then sheltered in the Central Market Hall until the recurrent (but short-lived) mid-afternoon rain passed.

Feeling refreshed after an espresso, we walked a short distance to the small but welcoming Banya Bashi Mosque, then descended into the ancient Serdica complex.

We were exhausted after a long day of travel, so we headed back to the hotel and crashed.

I had low expectations about Sofia as a city, but after the walking tour I absolutely loved the place. This was an easy city to navigate, and it was a beautiful city – despite its ugly, staunch and stolid communist-built surrounds. Sofia has a very average facade as you enter the city, but once you lose yourself in the old town area, everything changes.

Clothes can transform your mood and confidence. Fashion moves so quickly that, unless you have a strong point of view, you can lose integrity. I like to be real. I don’t like things to be staged or fussy. I think I’d go mad if I didn’t have a place to escape to. You have to stay true to your heritage, that’s what your brand is about.

A Breakthough for This Year: New Holiday Birds-Eye View Debuting

0

We woke reasonably late following the feast and free flowing wine the night before. After gathering ourselves and our packs, we headed down to our homestay family’s small dining room for breakfast.

Refreshingly, what was expected of her was the same thing that was expected of Lara Stone: to take a beautiful picture.

We were making our way to the Rila Mountains, where we were visiting the Rila Monastery where we enjoyed scrambled eggs, toast, mekitsi, local jam and peppermint tea.

We wandered the site with other tourists

Yet strangely the place did not seem crowded. I’m not sure if it was the sheer size of the place, or whether the masses congregated in one area and didn’t venture far from the main church, but I didn’t feel overwhelmed by tourists in the monastery.

Headed over Lions Bridge and made our way to the Sofia Synagogue, then sheltered in the Central Market Hall until the recurrent (but short-lived) mid-afternoon rain passed.

Feeling refreshed after an espresso, we walked a short distance to the small but welcoming Banya Bashi Mosque, then descended into the ancient Serdica complex.

We were exhausted after a long day of travel, so we headed back to the hotel and crashed.

I had low expectations about Sofia as a city, but after the walking tour I absolutely loved the place. This was an easy city to navigate, and it was a beautiful city – despite its ugly, staunch and stolid communist-built surrounds. Sofia has a very average facade as you enter the city, but once you lose yourself in the old town area, everything changes.

Clothes can transform your mood and confidence. Fashion moves so quickly that, unless you have a strong point of view, you can lose integrity. I like to be real. I don’t like things to be staged or fussy. I think I’d go mad if I didn’t have a place to escape to. You have to stay true to your heritage, that’s what your brand is about.